Sewaktu liburan nyepi saya pulang ke Yogyakarta (panggilan mudahnya Jogja), lumayan tuh bisa istirahat sejenak dari pekerjaan (total 3 hari). Ketika di Jogja saya tiba-tiba pingin ke UGM untuk melihat hiruk-pikuknya almamater saya di hari minggu.
Dahulu kala ketika saya masih kuliah, setiap hari minggu boulevard UGM diramaikan oleh deretan pedagang lesehan yang menyuguhkan hidangan bagi orang-orang yang senam, jogging, pacaran ataupun hanya ingin jalan-jalan di UGM. Di jalan yang mengantarkan menuju masjid kampus, digelar berbagai dagangan mulai dari accesories wanita, accecories handphone, baju, tas, topi, dan lain-lain.
Sekarang ini, sepertinya pihak kampus mempunyai kebijakan yang lain. Khusus untuk pedagang accesories dipindahkan ke jalan sebelah timur dari masjid kampus. Terbayang betapa tambah hiruk-pikuknya jalan itu. Dahulu ketika berada didalam kompleks GSP, tidak ada angkutan umum, dan mobil yang bersliweran. Tetapi sekarang ini pejalan kaki, angkutan umum, mobil, motor, dan sepeda bercampur jadi satu.
Tetapi walaupun penuh sesak seperti itu, masih banyak saya pengunjungnya. Apa karena disana banyak mahasiswa yang suka berburu barang yang murah meriah? Atau karena tidak ada tempat rekreasi yang lebih asyik daripada datang pagi-pagi ke UGM?
Terlepas dari itu, saya dulu suka sekali datang ke tempat itu. Terutama kalau bersama-sama teman-teman kampus ataupun teman-teman kost. Memory yang menyenangkan…
barangkali itulah pengejawantahan “kampus rakyat”
bener…
bikin sumpek
tp barang di sana relatif murah
jd banyak yg suka 😀
Saya pengurus dari salah satu paguyuban minggu pagi di UGM.
Perpindahan yang dilakukan ke jalan notonagoro bukan dikarenakan menjelang puasa, tetapi karena adanya proses relokasi pedagang Sunmor yang berada di kawasan boulevard ke jalan notonagoro. Hal ini rencana awal untuk lebih memajukan sunmor dengan memfokuskan area jualan di sepanjang jalan notonagoro. rencana semula menjadikan kawasan jalan notonagoro menjadi daerah pedestrian yang akan disediakan pula kantong parkir yang memadai belum bisa terwujud karena dari pihak dishub belum menyetujui perpindahan trayek bus yang melewati jalan notonagoro, meskipun hanya untuk hari minggu saja jadi bagi para pengunjung sunmor diharapkan untuk maklum terhadap wajah baru sunmor, dan pengurus akan terus melakukan perbaikan demi icon wisata di Jogja ini. terima kasih
aria ma’ruf
@Pak Aria.
Wah bagus sekali kalo lokasi Sunmor bisa bebas dari kendaraan bermotor. Kita-kita yang akan mengunjungi Sunmor jadi lebih enak terutama yang membawa anak-anak.