Di jaman yang semakin susah ini, ada-ada saja ide orang-orang Indonesia. Barang pecah belah bisa kredit, beli motor/mobil bisa kredit, beli barang elektronik bisa kredit, makan bisa kredit, beli rumah bisa kredit dan banyak lagi.
Tetapi kemaren di koran jawapos saya menjumpai orang menawarkan kredit yang unik, yaitu kredit website. Dia menawarkan kredit 6 sampai 12 bulan. Bunga 0% tanpa uang muka.
Dengan syarat mudah (kriterianya apa ya?) dan tanpa survey(emang mau survey apanya nih? tagihan telp/cc/listrik kali ya?) Anda akan langsung mendapatkan website.
Tetapi kalau saya pikir-pikir, buat apa gitu kredit website? Kalau merasa tidak mampu beli, lha mbok pake CMS yang sudah siap pakai dan free seperti Joomla, Drupal, atau WordPress pun bisa. Kalau hosting juga masih belum mampu beli, ya daftar aja di penyedia hosting gratisan, atau daftar saja di penyedia CMS/blogging yang sekalian storage-nya, seperti blogspot.com dan wordpress.com.
Ayo pilih mana? Yang gratis atau yang kredit?
masalahnya, tidak semua orang mengerti kalau ada yang gratisan.
Aduh, thanks berat buat informasinya Mas Aris.
Kalo ada tambahan informasi lagi tolong dong kirim ke e-mail ane di brongkost.yahoo.co.id
he..he…he.. sampe segitunya, buat web kredit. Bukannya buat web tuh murah ??
Hehe …
Makasih mas Aris atas commentnya …
Saya yang punya ide itu ..
Memang betul kata silent. Tidak semuanya tahu kalau website banyak yg gratisan.
Dan tidak semua juga tahu cara memaintainnya … apalagi memasarkannya…
Makanya saya liat peluang yg unik dengan memberikan cara pembayaran yg mudah.
Thanks.
Yah namanya juga orang kreatif. Kenapa saya bilang kreatif? Coz dia bs mencari ceruk dipasar. Karena tidak semua orang bisa menggunakan internet. Contohnya semua orang2 yg saya kenal (kecuali lewat netter) blum atau jarang mengenal dunia internet. Yang namanya email aja gak punya kalah ma anak2 SMP zaman skrg. Lha wong yang namanya browsing aja kagak pernah. Akhirnya mereka2 saja yang gak mudeng gimana caranya bikin website padahal kebanyakan mereka adalah orang2 penting di kantor. Begitu mas ARIS. Ternyata di Indonesia masih banyak orang yang jauh dari teknologi.