Home > Personal > Mimpi yang jadi kenyataan

Asus eeePCSetelah bermimpi ingin punya Asus eeePC, akhirnya mimpi itu menjadi kenyataan juga.  Begini ceritanya perjuangan untuk mendapatkan si putih mungil itu:

Ketika Mega Bazaar yang kemarin, kakak ipar saya jalan-jalan ke JCC, dia nemu asus eeePC dipajang dibeberapa counter. Teringat dulu pernah dimintain tolong untuk ikut antrian launching asus eeePC di Mall Kelapa Gading yang ga jadi ikutan antri, makanya kakak ipar telepon istri saya menanyakan mau beli asus eeePC atau tidak.

Mendengar berita itu istri saya langsung telepon saya, setelah berdiskusi sambil dibumbui rayuan-rayuan maut, akhirnya saya meluluskan keinginannya untuk membeli si eeePC itu.

Tanpa mengecek lagi  apakah di mega bazaar Yogyakarta ada barang yang sama atau tidak, akhirnya diputuskan membelinya di Jakarta melalui kakak ipar. Proses transaksi selesai dan barang sudah ditangan,  selanjutnya pengiriman barang yang jadi masalah. Karena keterbatasan waktu dari kakak ipar untuk mengirimkan barang dan juga tidak begitu yakin dengan jasa ekspedisi, akhirnya barang dititipkan sodara untuk diserahkan ke mertua yang akan berada di Bandung selama liburan panjang kemarin.

Beberapa hari selanjutnya istri saya datang ke mega bazaar di Yogyakarta, disana dia melihat ada yang menjual asus eeePC dengan harga yang lebih murah… 😀 saya cuma bisa menghiburnya agar tidak kecewa (harga lebih mahal, barang belum ditangan).

Sekilas memegang asus eeePC

Tepatnya hari minggu kemarin barang sampai ditangan. Kardus yang ringkas, seperti kotak motherboard saja. Bagian atas berisi laptop berwarna putih, dan bagian bawah berisi charger yang mirip charger handphone berwarna putih juga (serta manual book, driver, dan kartu garansi).

Laptop saya angkat pakai tangan kanan (enteng sih), terus dibuka dan dinyalakan. Dengan setingan quick & silence bios langsung muncul screen putih abu-abu, dan tiba-tiba muncul pointer disertai tampilan linux Xandros yang khusus buat eeePC. Sambil menyala komputer saya jungkir balik, ternyata yang ini bisa diupgrade memory-nya tanpa bongkar casing keseluruhan.

Check semua aplikasi, Office (tentunya openoffice 2.x), video player, camera, music, dll. Semua bekerja dengan sempurna dan respon cepat.

Belum puas megang-megang si putih mungil, taksi centris sudah datang menjemput saya. Ya sudah, setelah pamitan sama mertua dan istri tentunya, saya masuk ke dalam taksi dan meminta pak supir untuk mengantar ke bandar udara Adisucipto.

8 Responses

  1. Aris Priyantoro

    @Freddy
    Memang keyboardnya kecil. Kalau yang terbiasa menggunakan keyboard pc akan sedikit kesulitan. Saya juga kemarin sering salah ketik.

  2. Aris Priyantoro

    @Gagah & Toni
    Lha kalo yang mau make udah kadung kesengsem dengan si putih mungil asus eeePC kita mau bilang apa? Dibelok-belokin juga tetep ujungny milih yg itu. 😀